Diam-diam aku suka dengan pemikiran Dilan.
Kau boleh tidak setuju dengan, tapi Dilan juga berhak memiliki pendapatnya
sendiri. Kamu bukan penguasa dunia, bukan pemilik kebenaran,j jadi Dilan juga
berhak tidak menerima pendapatmu sama halnya kamu juga punya hak tidak menerima
pendapatnya karena Dilan juga bukan pemilik kebenaran.
~
Milea
Ide untuk membuat tulisan ini muncul karena tulisan Milea di atas. Jadi,
aku ingin berpendapat tentang Milea dan Dilan. Lantas siapa sih sebenarnya Dilan
itu? Baik, jika ada yang belum tahu aku akan sedikit menggambarkan siapa itu Dilan.
Dilan adalah tokoh dalan novel karya Pidi Baiq. Ia digambarkan sebagai sosok
yang cerdas, menyenangkan, tapi juga sebagai salah satu anggota geng motor yang
bandel dan nakal. Dilan juga beberapa kali berantem untuk membela sesuatu. Selain
itu dia juga pemberani, hal ini duibuktikan melalui tindakannya melawan guru
yang menurutnya bertindak semena-mena. Dalam menjalani kehidupan, Dilan
berpenampilan sederhana meskipun dirinya berasal dari keluarga berada. Dia
mempunyai sisi setia kawan dan keras kepala. Dia sudah seringkali dilarang
untuk kumpul bersama teman geng motor tapi dia tetap bertahan bersama
teman-temannya. Begitulah gambaran yang aku dapatkan dari sosok Dilan. Kemudian
siapa Milea? Milea adalah siswi baru di sekolah Dilan. Milea ini anaknya cantik
dengan rambut panjangnya dan menjadi seseorang yang telah membuat Dilan jatuh
cinta. Dia juga sosok yang sederhana, menarik, dan asyik untuk diajak ngobrol.
Kenapa tiba-tiba aku menulis tentang mereka? Ini karena munculnya berita
mengenai sosok Dilan yang akan diperankan oleh Iqbaal Ramadhan, mantan personel
CJR . Jujur saja aku sudah mendengar mengenai novel Dilan ini sejak di bangku
SMK tapi belum muncul keinginan untuk membacanya. Namun karena banyak teman
yang membaca dan mengidolakan sosok Dilan, aku menjadi penasaran. Akhirnya pada
libur kali ini aku sempatkan untuk membacanya. Dan, tuntas sudah kegiatan
membaca ketiga novel Pidi Baiq tentang Dilan dan Milea.
Sedikit butuh paksaan untuk menuntaskan membaca novel Dilan ini. Namun,
akhirnya selesai juga. Jujur pada awalnya memang merasa bosan tapi
lama-kelamaan larut dalam alur cerita. Seperti yang Milea katakan, setiap orang
boleh memberikan penilaian masing-masing tentang dirinya dan Dilan. Aku akan
sedikit menyuarakan pendapat tentang mereka berdua. Oke, bagiku Dilan memang
sosok yang menarik. Terkadang merasa tertarik dengan pemikiran dia yang unik.
Contohnya, hadiah yang diberikan kepada Milea dan caranya menyampaikan coklat
melalui orang-orang tak terduga. Terinspirasi dengan dia yang tetap bisa
merebut peringkat pertama meskipun terkadang membandel. Dan satu lagi, tentang
kesukaannya membuat puisi. Itu menarik. Namun, untuk dikatakan sebagai cowok
idaman, aku sih no. Jangan protes ya,
ingat, setiap orang punya selera masing-masing. Kadang juga merasa jengkel
ketika Dilan berbicara sembarangan, seperti saat dia bilang Milea adalah
pemakan lumba-lumba. Sumpah itu menjengkelkan.
Untuk Milea, aku tidak banyak berimajinasi tentang sosoknya. Aku lebih
fokus ke bagaimana dia jatuh cinta kepada Dilan. Bagaimana dia senang mendengar
kata-kata yang diucapkan Dilan, bagaimana ia merasa bersalah ketika melakukan
sesuatu kepada Dilan dan bagaimana dia rindu setiap saat kepada Dilan. Ya
bagiku itu khasnya ketika seorang remaja jatuh cinta. Hehe. Sempat merasa
kecewa juga ketika pada akhirnya dia putus dengan Dilan. Milea akhirnya
melontarkan kata putus ketika dia tidak setuju dengan tindakan yang dilakukan
Dilan. Dan Dilan yang merasa terkekang akibat tingkah laku Milea
menjadikan hubungan mereka benar-benar
usai. Hingga pada akhirnya tiap-tiap dari mereka menyesali tindakan
masing-masing.
Pada dasarnya setiap
orang mempunyai alasan dibalik apa yang mereka lakukan. Terkadang, alasan
tersebut tidak dipahami oleh orang lain. Mungkin aku tidak tahu alasan Dilan
dan Milea melakukan tindakan masing-masing. Pada akhirnya, semua cerita sudah
digariskan endingnya, baik cerita yang dikarang manusia ataupun Sang Pencipta.
Tokoh-tokoh dalam cerita hanya bisa menjalani karena yang bisa mengatur
endingnya hanya si pembuat tokoh.
Special Thanks to Zelika AR yang udah membantu proses penulisan naskah ini
Comments
Post a Comment