Skip to main content

Jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya



Sebuah proses yang menurutku panjang karena nasehat ini sudah kudapatkan beberapa waktu yang lalu. Hanya saja, ternyata memerlukan waktu yang lama untuk memahami. Nasehat tentang, jangan pernah menilai sebuah buku hanya dari sampulnya. Nasehat yang entah siapa pencetus pertamanya.
Dari sebuah buku yang memang harus kunilai saat aku tuntas membacanya, bukan ketika hanya melihat sampulnya. Pun juga jangan hanya menilai sebuah buku dari apa yang orang lain katakan. Setiap orang mempunyai hak untuk menyuarakan pikiran dan isi hatinya. Boleh jadi orang lain menyukainya, tapi aku tidak. Begitu sebaliknya, bisa jadi aku menyukainya, belum tentu orang lain juga.
Sama kasusnya ketika menilai orang lain, meskipun terkadang kesan pertama menimbulkan penilaian tertentu. Jangan langsung menghakimi dengan menjatuhkan nilai. Kenapa? Karena aku tidak tahu berapa panjang perjalanan yang sudah dilaluinya. Karena aku tidak mengerti seberapa banyak hal-hal hebat yang telah dilaluinya.
Pada akhirnya nasehat itu benar, kenalilah terlebih dahulu sebelum menilai. Dan karena tidak ada segala sesuatu yang abadi kecuali Sang Pencipta, manusia bisa berubah. Seorang yang hari ini kunilai buruk, esok lusa bisa saja menjadi orang paling baik sedunia dan sebaliknya.

Bpn, Juli 2017

Comments

Popular posts from this blog

Cerpen Pertamaku

Ini adalah cerpen pertama saya. Cerpen untuk tugas pelajaran Bahasa Indonesia ketika saya duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah.  :-) KAKAKKU SAYANG             Siang hari yang terik, aku duduk di teras. Seperti biasa, aku menunggu kakakku, Kak Raisa. Jam-jam segini biasanya Kak Raisa sudah pulang. Saat kakak pergi aku selalu merindukannya, entah mengapa demikian. Padahal kakakku hanya pergi ke sekolah. Lima belas menit kemudian, ku lihat Kak Raisa datang. Kemudain ku ikuti Kak Raisa masuk rumah.             “Kakak makan dulu ya! Pasti kakak lapar, kan? Tadi Rere sudah buatin nasi goreng kesukaan kakak.”             “Iya adikku sayang, kakak ganti baju dulu ya. Lalu nanti kita makan siang bareng” Jawab Raisa.             “Iya kak.” Jawabku patuh ...

Tuladha Serat Pribadi | CONTOH SURAT PRIBADI BAHASA JAWA

Sumber gambar :  Pinterest Berikut ini adalah contoh surat pribadi dalam bahasa Jawa. tentu saja tulisan ini belum sempurna, saya tunggu kritik dan sarannya.  Kulon Progo, 04 Mei 2015 Bapak saha Ibu Wonteng ing Solo             Sembah sungkem pangabekti,             Lumantar serat punika, kula ngaturi uninga bilih kawontenan kula ing mriki tansah ginanjar wilujeng nir ing sambikala. Menggah panyuwunan kula dhumateng Gusti Allah SWT, mugi-mugi kawontenanipun Bapak saha Ibu ugi mekaten. Amin             Bapak saha Ibu ingkang kula bekteni, lumantar serat punika kula badhe caos kabar bilih kala wingi kula Juara II Lomba Cerkak se-Kabupaten Kulon Progo. Saha Insya Allah kula badhe wangsul dateng Solo benjang wulan Desember. Nyuwun pangestunipun mugi-mugi sedaya dipun paringi kalancaran.   ...

Sepotong Pelangi

Haii semua, apa kabar? Semoga semuanya dalam keadaan sehat tak kurang suatu apapun. Hmm inilah blogku, blog Sepotong Pelangi. Hidup itu seperti sepotong pelangi. Benar, kan? dan aku adalah sepotong kecil pelangi kehidupan. Hidup yang penuh warna, penuh suka dan penuh duka. Aku tidak tahu akan berwarna apa esok hari. Mungkin berwarna biru dan bisa juga berwarna kuning. Pelangi, konon memiliki tujuh warna. merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Setiap warna memiliki kisah dan jalan yang berbeda. Sama seperti manusia. Setiap manusia memiliki kisah dan jalan hidup yang berbeda. Sebuah warna dapat tercampur dengan warna yang lain, misalnya biru bertemu kuning. Maka ia akan berubah menjadi hijau. Tak jauh berbeda dengan manusia. Seorang manusia ketika bertemu dengan orang lain, bisa juga ia berubah. Berubah sifatnya, berubah karakternya dan bisa pula berubah penampilannya. Dan inilah aku, sepotong pelangi yang berkeinginan menjadi  pelangi utuh. Menebarkan keindahan di se...